Biography kartini singkat
But it was the prospect of a traditional hig h- class Javanese marriage that she found most appalling. Even then, she would be only one of several wives. Kartini was equally outraged by particular features of Dutch colonial rule, especially its racism. But these grand dreams were thwarted by opposition from her own family, from Javanese officials, and from much of the Dutch colonial bureaucracy.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa silsilah RA Kartini berasal dari kerajaan Majapahit dilihat dari keturunan ayahnya. Ngasirah sendiri bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja. Oleh karena itu peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati harus menikah dengan bangsawan juga. Hingga akhirnya ayah Kartini kemudian mempersunting seorang wanita bernama Raden Adjeng Woerjan yang merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja Madura ketika itu.
RA Kartini diketahui ia memiliki saudara berjumlah 10 orang yang terdiri dari saudara kandung dan saudara tiri. Ia sendiri merupakan anak kelima, namun ia merupakan anak perempuan tertua dari 11 bersaudara. Disinilah ia kemudian belajar Bahasa Belanda dan bersekolah disana hingga ia berusia 12 tahun. Meskipun berada di rumah, Ia aktif dalam melakukan korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di Belanda.
Sebab beliau juga fasih dalam berbahasa Belanda. Dari sinilah kemudian, Ia mulai tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah serta buku-buku yang ia baca. Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu.
RA Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda. A Kartini. Ia juga membaca berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa belanda. Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pemikiran RA Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita melihat perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi. Selain itu ia juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum. Surat-surat yang kartini tulis lebih banyak berupa keluhan-keluhan mengenai kondisi wanita pribumi.
Ia melihat contoh kebudayaan jawa biography kartini singkat ketika itu lebih banyak menghambat kemajuan dari perempuan pribumi ketika itu. Ia juga mengungkapkan dalam tulisannya bahwa ada banyak kendala yang dihadapi perempuan pribumi khususnya di Jawa agar bisa lebih maju. Ia menuliskan penderitaan perempuan di jawa seperti harus dipingit.
Tidak bebas dalam menuntuk ilmu atau belajar, serta adanya adat yang mengekang kebebasan perempuan. Cita-cita luhur RA Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Gagasan-gagasan baru mengenai emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi. Itu dianggap sebagai hal baru yang dapat merubah pandangan masyarakat.
Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang yaitu makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme. Inilah yang menjadi keistimewaaan RA Kartini. Kartini juga menyinggung tentang agama, misalnya ia mempertanyakan mengapa laki-laki dapat berpoligami. Dua contoh buku yang banyak dibaca Kartini sebelum usianya menginjak 20 tahun, yakni Surat Cinta dan Max Havelaar, sama-sama karya Multatuli.
Kartini membacanya dua kali pada November Beberapa buku berkualitas tinggi karya seorang penulis Belanda bernama Van Eeden. Ada juga karya Augusta de Witt dengan kualitas biasa-biasa saja. Kisah romantis-feminis yang ditulis oleh Ny. Goekoop de-Jong Van Beek dari Belanda. Hampir semuanya berbahasa Belanda. Adipati Ario sendiri telah memiliki tiga istri.
Pernikahan Kartini dan Ario berlangsung pada 12 November Beruntung bagi Kartini, suaminya memahami keinginannya. Kartini diberi dukungan dan kebebasan untuk membangun dan mendirikan sekolah khusus perempuan di bagian timur gerbang kompleks perkantoran kabupaten Rembang, atau di gedung biography kartini singkat sekarang digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Kartini melahirkan anak pertama dan terakhirnya pada tanggal 13 September yang diberi nama Soesalit Djojoadiningrat. Empat hari kemudian, atau tepatnya pada 17 SeptemberKartini menghembuskan nafas terakhirnya di usia 25 tahun. Jenazah pelopor emansipasi wanita dimakamkan di Kampung Bulu di Kota Rembang. Berkat kegigihan Kartini yang selalu memikirkan emansipasi wanita, didirikanlah sekolah putri oleh Yayasan Kartini di kota Semarang pada tahun dengan nama Sekolah Kartini.
Kemudian disusul kota-kota berikutnya yaitu di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan kota lainnya. Yayasan Kartini sendiri dibentuk oleh seorang warga negara Belanda bernama Van Deventer yang merupakan tokoh politik etis. Kartini banyak menuliskan pemikirannya dalam surat-surat tentang kondisi sosial pada zaman Hindia Belanda, khususnya membahas kondisi perempuan pribumi.
Sebagian besar pemikirannya yang ditulis dalam bentuk surat berisi tuntutan dan pengaduan, terutama terkait budaya Jawa yang menurutnya menjadi faktor penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin perempuan pribumi memiliki kebebasan untuk hidup, belajar dan belajar seperti laki-laki. Kartini mengungkapkan gagasan, pemikiran dan cita-citanya dalam bahasa Belanda seperti tertulis: dan Zelf-onderricht dan Zelf-ontwikkeling, Zelf-werkzaamheid dan Zelf-vertrouwen dan Solidariteit.
Her husband allowed her to open a school for girls, which she ran herself until her early death in following the birth of her first child. She was only 25 years old, yet in her short life, she managed to not only make a name for herself but also to raise the social status of Indonesian women and highlight key issues regarding gender inequality. Because this means different things to different people, there are many ways that Indonesians celebrate Kartini Day.
One key component you should note is that women wear pakaian adat tradisional traditional costumes on this day. The two items most often worn include the selendang a type of shawl and the kebaya an embroidered blouse-dress. Some men also choose to dress in traditional costume on this day, wearing batik a special type of fabric design native to Indonesia.
In addition, there are many Kartini Day activities taking place all over Indonesia, with competitions being particularly popular. There are also fashion shows, makeup competitions, and drawing contests. On Kartini Day, Indonesian school teachers may encourage their male students to show appreciation toward their female classmates; in addition, they may give special lessons about Kartini.
Biography kartini singkat
Her letter exchanges with friends and family are considered so inseparable from her story that they were actually compiled into a book. An English translation was produced by Agnes L. Symmers later on. Want to impress your Indonesian friends with your relevant vocabulary knowledge on Kartini Day? Here are some of the words from this article, plus a few more:.